SI MINI YANG MAXI

LAMPU LED, LAMPU MASA DEPAN

Lampu LED yang sering kita temui hanyalah pada lampu indikator alat-alat elektronik. Namun sekarang, penggunaannya tidak hanya sampai di situ. Banyak kegunaan LED dengan berbagai kelebihannya.

LED adalah kepanjangan dari Light Emiting Diode yang tidak seperti lampu konvensional yang menggunakan filamen, LED tidak menggunakan filamen. Sehingga LED tidak panas walaupun dinyalakan selama berjam-jam. Kalau begitu, darimana LED menghasilkan cahayanya? Ternyata benda kecil ini memperoleh cahayanya dari pergerakan elektron di sebuah bahan semikonduktor. Biasanya digunakanlah bahan Aluminium-Galium-Arsenik (AlGaAs).

Dalam AlGaAs murni, semua atom bertautan sempurna dengan atom-atom di sekitarnya.jadi, tidak ada elektron bebas untuk menghasilkan arus listrik. Supaya terjadi arus listrik, maka harus ditambahkan atom agar keseimbangan berubah atau dibuat hole sehingga elektron bisa bebas bergerak.

Semikonduktor yang memiliki elektron lebih banyak disebut semikonduktor jenis N karena kelebihan partikel bermuatan negatif. Di sini, elektron bebas mengalir dari wilayah bermuatan negatif ke wilayah bermuatan positif. Sedangkan semikonduktor yang memiliki kelebihan hole diberi nama jenis P karena kelebihan partikel bermuatan positif. Elektron bisa berpindah dari hole ke hole, begerak dari wilayah bermuatan negatif ke wilayah bermuatan positif.

Sebuah diode terdiri atas semikonduktor jenis N dan P. Masing-masing ujung yang bebas dipasangi elektrode. Susunan ini akan menghasilkan listrik satu arah. Saat tidak ada arus yang mengalir ke dalam diode, elektron dari N akan mengisi hole-hole di P sehingga daerah sambungan membentuk suatu daerah yang kosong (depletion zone). Di wilayah ini, semikonduktor berubah ke wujud asalnya sebagai isolasi-semua hole terisi, sehinnga tidak ada elektron bebas untuk elektron.

Untuk mengisi daerah kosong tadi, harus ada elektron yang berpindah dari N ke P han hole yang bergerak dalam arah berlawanan. Agar hal ini terjadi, maka elektroda N disambungkan ke kutub negatif dan P ke kutub positif. Daerah kosong kemudian terisi dan arus akan mengalir sepangjang diode.

Jika dilakukan sebaliknya, arus listrik tidak mengalir. Elektron N tertarik ke arah elektroda positif. Hole positif di P tertarik ke elektroda negatif. Akibatnya daerah kosong pun meluas. Namun, ada fenomena menarik di sini yaitu interaksi antara hole dan elektron-elektron menghasilkan cahaya.

LED khusus dibuat untuk melepaskan sejumlah besar foton atau satuan dasar cahaya. LED juga dikumpulkan dalam bohlam plastik sehingga menghasilkan cahaya ke arah tertentu. Lampu kecil ini memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan lampu bohlam dan neon. Selain itu, LED tidak menggunakan merkuri. Lampu pijar 40 W mempunyai sekitar 80 mg merkuri yang dapat mencemari 38.000 liter air (menurut laporan Badan Perlindungan Lingkungan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS). Jika kita menggunakan LED, berarti kita berperan mencegah pencemaran lingkungan..

Di sisi lain, isu pemanasan global tidak kalah menarik jika dihubungkan dengan penggunaan LED. Per 10.000 jam pemakaian, LED hanya menghasilkan 23 kg gas CO2. Bandingkan dengan lampu bohlam (315 kg) dan lampu neon (110 kg). Ini menunjukkan bahwa LED lebih ramah lingkungan.

Penggunaan LED mulai dimanfaatkan untuk lampu lalu lintas di persimpangan jalan. 98% lampu lalin di Singapura telah menggunakan LED. Di Jepang, jika seluruh lapu lalin diganti menggunakan LED akan menghemat 865 juta kWh per tahun dan dari sisi penghematan CO2-nya setara dengan 87 juta pohon! Penggunaan LED di persimpangan jalan juga lebih aman sehingga mengurangi jumlah kecelakaan. LED lebih terang dan lebih jelas ketika menyala di siang hari yang terik jika dibandingkan dengan lampu bohlam.
Dari pemaparan di atas, tidak ragu lagi bahwa LED adalah lampu masa depan yang hemat energi. Karena itu, jangan ragu lagi untuk mengganti lampu rumah anda dengan lampu LED! Dengan mengganti lampu rumah anda, berarti anda juga menyelamatkan bumi! Tunggu apalagi!!!